Milenial, Waspadai Latte Factor! Begini Cara Mengatasinya

Dec 10, 2021

Istilah Latte Factor mungkin masih asing bagi sebagian orang meskipun ada banyak orang tanpa disadari telah melakukannya. Latte factor adalah istilah untuk mendefinisikan hal-hal kecil yang rutin dibelanjakan, padahal barang yang dibeli tidak terlalu urgent.

Lalu gimana sih cara mengatasi latte factor? Simak dalam penjabaran berikut ya!

Pengertian Latte Factor

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, latte factor merupakan istilah yang dipopulerkan oleh seorang motivator sekaligus pengusaha sukses bernama David Bach, mengacu pada berbagai pengeluaran kecil sehari-hari yang dilakukan secara rutin sehingga memberikan dampak yang cukup besar di kemudian hari.

Penggunaan kata latte merujuk pada kebiasan seseorang yang tanpa sadar rutin membeli kopi dengan tujuan meningkatkan produktivitasnya. Pengeluaran untuk membeli kopi dianggap tidak berarti karena nominalnya yang kecil. Namun, apabila dilakukan secara terus menerus tanpa sadar seseorang telah mengeluarkan nominal yang cukup besar dalam satu bulan. Misalnya, kamu membeli satu cup kopi seharga Rp20.000 setiap harinya. Jika ditotal, kebiasaan tersebut bisa menghabiskan uang Rp600.000 dalam satu bulan. Cukup besar bukan?

Latte factor bisa muncul dengan mudah karena kebiasaan, kontrol diri yang lemah, hingga tekanan lingkungan sosial. Kebanyakan kondisi ini dialami oleh generasi milenal. Hal tersebut dikarenakan generasi ini sudah dimanjakan dengan kecanggihan teknologi sejak kecil. Akibatnya, mereka kerap mengeluarkan uang untuk sekadar memuaskan nafsu seperti self rewards atau hanya mengikuti tren.

Cara Mengatasinya

Apabila kamu merasa terjebak dalam latte factor, tidak perlu khawatir! Ada banyak cara yang dapat dilakukan agar dapat mengontrol pengeluaranmu dengan baik, seperti:

  1. Selalu catat pengeluaran harian. Langkah awal yang dapat kamu lakukan untuk mencegah pemborosan adalah mencatat berbagai pengeluaran yang kamu lakukan. Dengan melakukan hal ini, kamu akan tahu pengeluaran apa saja yang berpotensi pemborosan dan yang bisa dihemat.
  2. Biasakan hidup hemat. Dengan kebiasaan menabung, kamu akan terbiasa hidup hemat. Alih-alih makan siang di restoran, kamu bisa membawa bekal dari rumah serta membawa tumbler agar tidak perlu membeli minum lagi.
  3. Upayakan menggunakan aplikasi pembayaran yang bebas dari biaya admin saat transaksi. Meski terkesan sepele, tapi ini bisa jadi salah satu alternatif untuk mengatasi latte factor.
Share this post!
Tags: Latte Factor

Jihan Rahmasari

Writing Enthusiast - Passionate Aries